PNPM Mandiri Perdesaan (MPd) Lahir karena masih ada
masyarakat di Indonesia yg belum sejahtera atau masih tergolong miskin, hal ini
dapat dilihat dari visi PNPM itu sendiri yaitu tercapainya kesejahteraan dan kemandirian masyarakat miskin perdesaan. Program
pemberdayaan masyarakat ini dapat dikatakan sebagai program pemberdayaan
masyarakat terbesar di tanah air, bahkan terbesar di dunia.
Dalam pelaksanaannya, program ini memprioritaskan
kegiatan bidang infrastruktur desa, pengelolaan dana bergulir bagi kelompok
perempuan, kegiatan pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat di wilayah
perdesaan. Program ini terdiri dari tiga komponen utama, yaitu : a) Dana
BLM (Bantuan Langsung Masyarakat) untuk kegiatan pembangunan, b) Dana
Operasional Kegiatan (DOK) untuk kegiatan perencanaan pembangunan partisipatif
dan kegiatan pelatihan masyarakat (capacity building), dan c)
pendampingan masyarakat yang dilakukan oleh para fasilitator pemberdayaan, fasilitator
teknik dan fasilitator keuangan.
Dalam PNPM Mandiri Perdesaan, seluruh anggota
masyarakat didorong untuk terlibat dalam setiap tahapan kegiatan secara
partisipatif, mulai dari proses perencanaan, pengambilan keputusan dalam
penggunaan dan pengelolaan dana sesuai kebutuhan paling prioritas di desanya,
sampai pada pelaksanaan kegiatan dan pelestariannya.
Kecamatan Peninjauan adalah salah satu Kecamatan yang ada
di Kabupaten Ogan Komering Ulu, yang terdiri dari 24 Desa. Kecamatan ini berpartisipasi dalam Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan mulai dari tahun 2007. Pada
Tahun 2014 terdapat 5 Desa yang mendapat bantuan kegiatan fisik yaitu Kedaton
Timur, Kepayang, Belimbing, Suka Pindah, dan Lubuk Rukam.
Kedaton Timur adalah Desa yang jaraknya sangat jauh dari
ibu kota kecamatan, letaknya sendiri di perbatasan OKU dengan OKU Timur .
Meskipun demikian pembangunan di Desa Kedaton Timur dirasa memiliki nilai
partisipatif yang tinggi, terbukti dengan semangat gotong royong warga dalam
pelaksanaan pembangunan Jalan Rabat Beton yang menghubungkan jalan lingkar Desa
di kampung Jipang (Gambar 1.).
Pada
pelaksanaan pembangunan ini, masyarakat Desa sangat antusias dan saling tolong
menolong mulai dari persiapan baik lahan maupun administrasi (0%) sampai
pelaksanaan, untuk proses tahap 1 dengan dana Rp. 54.680.000 (40%) dan target
pembangunan sepanjang 160 meter. Kegiatan ini dapat diselesaikan dalam
waktu
10 hari karena dalam pelaksanaannya warga membagi 4 kelompok kerja,
masing-masing kelompok menyelesaikan 40 meter. Warga bergotong royong bekerja
karena mereka sangat menyadari bahwa manfaat jalan ini sangat banyak dan akan
lebih baik lagi jika diselesaikan secepatnya. Saat ini progress pekerjaan ini
telah rampung 40%. (Gambar 2.).
Selain
gotong royong masyarakat yang tinggi, masyarakat juga rela melakukan swadaya
dalam menyediakan makanan bagi bapak-bapak yang bekerja dan juga karena dalam
RAB tidak dianggarkan gorong-gorong maka masyarakat swadaya membeli gorong-gorong senilai Rp.
1.500.000,- sehingga baik dalam
pelaksanaan maupun kebutuhan-kebutuhan di luar anggaran dapat terpenuhi dan
kegiatan selesai dengan baik (Gambar 3.).
Dengan adanya PNPM MPd di harapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan dan kapasitas masyakat sehingga terbentuk masyarakat
Indonesia yang mampu berdiri sendiri. Demikianlah Best Practice yang kami
tulis, kami sadar banyak kekurangan dalam penulisan ini dan kami berharap dapat
menjadi perbaiakn di masa datang. AMIN…..!!!!
“BANGGA
MEMBANGUN DESA”